The Master (2012)
Drama
Directed by Paul Thomas Anderson
Starring: Joaquin Phoenix, Phillip Seymour Hoffman and Amy Adams
Pada
awalnya mungkin banyak yg menyangka film terbaru dr Paul Thomas
Anderson (yg sangat ditunggu-tunggu) ini berkaitan dgn Scientology,
apalagi sering disebut bahwa karakter sang Master di film ini merujuk
kpd Ron Hubbard yg notabene adalah pendirinya, semua spekulasi itu
akhirnya terjawab dan The
Master
memang bukanlah film tentang Scientology – namun ini tetap sebuah
film
drama yg bisa memicu perdebatan lewat kisahnya
itu sendiri. Freddie Quell (Joaquin Phoenix) adalah seorang veteran
US Navy yg pemabuk dan menderita trauma yg biasa dialami oleh para
prajurit setelah perang, ia juga sempat bekerja sbg fotografer dan
petani namun justru selalu membuat masalah hingga keluar dr kedua
pekerjaan tsb, terlihat putus asa dlm menemukan tujuan hidupnya
Freddie tak sengaja memasuki sebuah kapal pesiar di San Fransisco,
disana ia bertemu dgn Lancaster Dodd (Phillip Seymour Hoffman) yg
biasa disebut Master; seorang pemimpin sebuah cult
(penulis, dokter dan fisikawan nuklir) yg menjalankan sebuah program
self-help
bernama “The Cause” , Freddie yg sering meracik minuman alkohol
yg diolahnya sendiri ini tertarik dgn figur karismatik Dodd, sang
Master ternyata menyukai minuman racikan dr Freddie dan mengajaknya
utk mengikuti perjalanannya dlm menjalankan metode terapi. Dikenal
sangat setia terhadap sang Master, Freddie yg juga menjadi pasien
terapi yg dilakukan Dodd ternyata masih memiliki sisi liar dalam
dirinya. Istri Dodd, Peggy (Amy Adams) dan anak mereka Elizabeth
(Ambyr Childers) yg awalnya menerima kehadiran Freddie mulai merasa
bahwa pria tersebut berbahaya utk kelompok mereka.
Setelah
lama dinantikan karya terbarunya, Paul Thomas Anderson (PTA) akhirnya
membuktikan bahwa dirinya masih pantas disebut sbg salah satu
filmmaker
terbaik
masa kini, lewat The
Master
film keenam-nya yg menimbulkan kontroversi ini PTA masih mengeluarkan
kemampuan terbaiknya dlm menulis & menyutradarai dgn gaya
sinematik yg terbilang istimewa. Ia seperti ingin mengajak penonton
dan penggemarnya utk bernostalgia sambil berusaha mengembalikan
jatidiri sinema Amerika yg sudah mulai terlihat luntur, film ini
terasa seperti dr era yg berbeda lewat aroma klasiknya, tidak hanya
sekedar setting-nya saja (1950-an) namun juga mulai dr Scoring
(Johnny Greenwood yg kembali berkolaborasi dan kali ini trdpat lagu2
bernuansa oldies),
desain produksi yg berkelas hingga camerawork
yg
menangkap gambar2 indah dgn penuh perhitungan dan dikomposisikan
sedemikian rupa. Dari semua aspek hal yg paling terlihat menonjol
adalah akting pemainnya terutama 2 bintang utamanya Joaquin Phoenix
dan Phillip Seymour Hoffman, penampilan Phoenix yg kuat sangat
terasa, ia seperti menjiwai karakter Freddie yg labil dan tidak mudah
ditebak, raut wajah dan fisiknya sudah menggambarkan bahwa Freddie
memang pria yg tak bisa mengendalikan emosinya sendiri, bahkan di
sebuah adegan yg saya anggap paling mengejutkan dan mengesankan dr
film ini, Phoenix mengamuk sampai menghancurkan toilet dan menabrak
jeruji sel seperti binatang liar saat dimasukkan ke dlm sel
bersebelahan dgn Dodd. Di sisi lain Phillip Seymour Hoffman yg sdh
bermain 5 kali dgn sang sutradara juga tampil dlm performa
terbaiknya, disini ia lebih terlihat bijaksana, tenang, penuh percaya
diri dan selayaknya seorang Master yg bisa mengendalikan keadaan
setiap saat, kemampuan akting yg memukau dr mereka berdua seolah
saling melengkapi dlm film ini hingga patut diapresiasi dan
dikenang.
Harus
diakui film ini tdk mudah utk dinikmati begitu saja, bila
dibandingkan karya2 PTA sebelumnya (Boogie
Nights, Magnolia, TWBB)
The
Master
seperti menyimpan misteri yg menantang penonton utk memikirkan apa
yg baru saja disaksikannya. Dr segi storytelling
film
ini memang terlihat kurang memuaskan, terutama saat memasuki bagian
akhir dimana peristiwa yg muncul terasa mengalir tanpa konflik yg
berarti. PTA nampak fokus dgn dinamika antara karakter Freddie dgn
Dodd yg seperti layaknya anak dan ayah atau murid dgn gurunya,
hubungan mereka terlihat intim dan saling membutuhkan seperti
mengulang film PTA sebelumnya (Dirk Diggler dgn sang sutradara di
Boogie
Nights).
The
Master
sesungguhnya merupakan cerita Freddie Quell; sosok yg kehilangan arah
dan menemukan seseorang yg bisa membantu utk mengatasi masalahnya dlm
diri Dodd, sesi terapi yg memunculkan ingatan2 di masa lalunya
(berpisah dgn gadis idamannya Doris) ternyata memiliki efek yg cukup
melegakan bagi dirinya, di beberapa adegan Freddie terlihat seperti
orang yg terobsesi dgn sex dan kemungkinan perilaku inilah yg terus
berlanjut, mirip dgn Alex di A
Clockwork Orange
(Kubrick, 1971) yg “kembali” menjadi dirinya sendiri, PTA sendiri
pernah membuat karakter yg penuh kompleksitas & menarik dlm diri
Daniel Plainview (There
Will Be Blood)
dan kali ini ia melakukannya kembali. Overall meski film ini bisa
dianggap bukanlah masterpiece
dr
seorang PTA namun tetap harus diakui bahwa The
Master
merupakan sebuah classical
filmmaking yg
luar biasa di era sinema modern.
TRIVIA:
- Paul
Thomas Anderson banyak mengambil inspirasi dari dokumenter
pemerintahan John Huston tahun 1945, Let
There Be Light
yang mengeksplorasi trauma dan depresi yg diderita tentara setelah
perang
- Untuk
pertama kalinya PTA tidak bekerjasama dgn sinematografer setianya
Robert Elswit, ia digantikan oleh Mihai Malamaire Jr.yg pernah
terlibat dlm film2nya Francis Ford Coppola
- The
Master disyut dalam film 65mm, film pertama yg menggunakanya setelah
Hamlet
buatan
Kenneth Branagh di thn 1996