Tuesday, April 24, 2012

[Review] Shame (2011)

Shame (2011)
Drama
Directed by Steve McQueen
Starring: Michael Fassbender, Carey Mulligan and James Badge Dale
 
Shame merupakan sebuah film drama yg mengisahkan tentang seorang pria pecandu seks yg merasa tersiksa akibat perbuatannya selama ini, sang tokoh utama Brandon (Michael Fassbender) adalah seorang pria berusia sekitar tigapuluhan yg bekerja di New York dan memiliki kehidupan cukup mapan, awalnya ia tinggal sendirian di apartemennya sampai akhirnya kedatangan adik perempuannya yg bermasalah bernama Sissy (Carey Mulligan) yg ikut tinggal bersamanya, Brandon yg merupakan seorang pecandu seks kerap memuaskan hasrat dan nafsunya dgn mengencani setiap perempuan baik itu wanita panggilan sampai rekan kantornya sendiri dan terlihat ia tidak dapat mengontrol perilakunya yg terasa menyimpang itu, hal ini semakin menenggelamkan Brandon dalam rasa benci dan malu terhadap dirinya sendiri serta membuat ia terlihat frustasi dgn apa yg ia lakukan selama ini, apalagi ditambah hubungannya yg tdk akur dgn adiknya Sissy semakin menambah permasalahan dlm kehidupannya.


Sangat berani dan kontroversial mungkin adalah gambaran yg tepat tentang film ini mengingat banyakya adegan seks yg ditampilkan disini, karya kedua dr sang sang sutradara Steve McQueen sekaligus kedua kalinya juga bekerjasama dgn Michael Fassbender setelah Hunger di 2008, dalam film ini Steve McQueen menampilkan sebuah character-study yg memikat dgn konflik yg scr perlahan dialami oleh tokoh utamanya Brandon, pengambilan gambar long takes serta pemilihan setting di jalanan & subway New York juga terasa pas dgn kondisi keterasingan yg dialami oleh tokoh utamanya dgn kehidupannya yg bermasalah di tengah perkotaan besar, Shame dapat dibilang sbg sebuah film tentang adiksi seks yg tak basa-basi dan membawa penontonnya ikut larut dalam konflik kehidupan dr tokoh utamanya, apalagi didukung dgn penampilan Michael Fassbender yg prima dan terlihat sangat meyakinkan sebagai seseorang yg menderita karena kecanduan seks, aktor berdarah Jerman-Irlandia ini berakting dgn penuh totalitas disini dan ia pun berani menampilkan nude scene yg bagi sebagian aktor mungkin akan merasa malu tampil sangat “polos” dlm sebuah feature film dan terbukti usahanya tersebut berhasil diganjar dgn penghargaan Best Actor Venice Film Festival serta masuk nominasi Golden Globe.


Penampilan yg berani juga dimainkan oleh Carey Mulligan dimana karakternya disini sbg sosok adik terasa ambigu karena hubungan kakak beradik yg ditampilkan sangatlah tak lazim( mungkin apa yg dialami Sissy dan Brandon di masa kecil berpengaruh thdp keadaan mereka yg sekarang), film yg naskahnya ditulis oleh Steve McQueen & Aby Morgan ini diberi rating NC-17 oleh badan sensor dan itu jelas menambah sulit utk perilisan filmnya secara luas, banyak adegan yg menampilkan konten seksual scr eksplisit menjadi pertimbangan dan memang hal itu memiliki pengaruh thdp keutuhan dr ceritanya itu sendiri, overall Shame merupakan sebuah karya yg provokatif dgn tema seks yg ditampilkan, terasa depresif karena lebih menekankan ke dlm segi emosional dibalik unsur seksnya sendiri dan jelas film yg sangat berani dgn penampilan Michael Fassbender yg patut utk diapresiasi tinggi.
 

Monday, April 9, 2012

[Review] The Raid/Serbuan Maut (2012)

The Raid (2012)
 Action | Crime | Thriller
Directed by Gareth Evans
Starring: Iko Uwais, Joe Taslim, Yayan Ruhian, Ray Sahetapy & Dony Alamsyah

The Raid/Serbuan Maut dapat dibilang sebuah pencapaian terbaik utk film Indonesia terutama dlm genre Action, digarap secara apik oleh sang sutradara Gareth Evans dengan aktor utamanya Iko Uwais dan merupakan kolaborasi kedua mereka setelah film Merantau di thn 2009, kisahnya tentang penyerbuan sebuah gedung apartemen tua yg merupakan markas mafia narkotik oleh sekelompok pasukan khusus beranggotakan 20 org yg dipimpin Sersan Jaka (Joe Taslim) dan Letnan Wahyu (Pierre Gruno) dgn anak buahnya seorang prajurit rookie bernama Rama (Iko Uwais), mereka memasuki wilayah yg dikuasai sang bos mafia yg kejam bernama Tama (Ray Sahetapy) dgn ditemani 2 orang kepercayaannya yg jago dlm bertarung yakni Andi (Donny Alamsyah) dan Mad Dog (Yayan Ruhian), rencana penyerbuan yg semula berjalan lancar harus berakhir setelah diketahui oleh anak buah Tama yg langsung melakukan perlawanan dan membuat para prajurit yg terjebak didalam gedung harus berjuang mati-matian dalam menjalankan misinya.


Di opening scene kita sdh melihat sang tokoh utamanya Rama melakukan latihan yg keras agar siap dlm menjalankan tugasnya yg berbahaya dan memang ia pun harus bertarung dengan sekuat tenaga melawan satu per satu penjahat yg menghabisi rekan-rekannya sesama prajurit, sejak awal film The Raid sudah menampilkan adegan aksi yg tak henti-henti dengan baku tembak yg frontal sampai pertarungan yg terkesan brutal dan nyata didalamnya, apalagi disini Iko Uwais dkk kembali menampilkan seni beladiri asli Indonesia pencak silat yg menjadi sajian utama adegan pertarungannya. Iko dan Yayan dipercayakan kembali oleh sang sutradara utk memimpin koreografi dlm adegan pertarungan dan hasilnya sangat memukau, mereka berdua memang dikenal sbg “jagoan pencak silat” dan terlihat semua pertarungan tangan kosong yg ditampilkan disini tak kalah hebat dgn martial arts yg sudah terkenal seperti yg selama ini kita lihat dlm film2 action Jackie Chan atapun Jet Lee. Kehebatan Iko dlm memperagakan ilmu bela diri pencak silat patut mendapat apresiasi tinggi, sejak dr film Merantau sendiri ia sudah terlihat akan menjadi “The Next Big Thing” dlm film2 action dan potensinya tersebut dikembangkan secara maksimal oleh Gareth Evans dlm 2 film yg sdh ia buat.


Film The Raid sendiri berangkat dari kesuksesannya di berbagai ajang festival film internasional dan salah satunya meraih penghargaan di Toronto, bahkan sejak awal rilis di 2011 banyak kritikus yg berani menyebut The Raid sbg film action yg nyaris terbilang sempurna terutama dlm adegan pertarungan tangan kosongnya yg bisa memacu adrenaline.The Raid memang tampak lebih fokus dgn adegan2 laga sehingga terdapat beberapa kekurangan didalamnya seperti dialog yg kurang terdengar jelas, akting dr beberapa pemeran yg masih terlihat kaku, hingga beberapa karakter  yg porsinya terasa minim namun semua kekurangan itu tertutupi dengan sendirinya lewat sajian pertarungan2 sengit yg ditampilkan Iko dkk. Hal lain yg perlu dicermati adalah mengingat banyaknya kekerasan yg brutal di filmnya membuat The Raid lebih cocok utk penonton dewasa, secara keseluruhan The Raid dapat memuaskan dahaga para penggemar film action apalagi dgn kualitas produksi filmnya yg terbilang bagus dan tak kalah hebat dgn produk2 Hollywood, sebuah film action yg bermutu & wajib ditonton, semoga kedepannya film2 Indonesia dpt dibuat dgn sungguh-sungguh seperti ini.