Wednesday, August 22, 2012

[Review] Moonrise Kingdom (2012)


Moonrise Kingdom (2012)
 Comedy | Drama | Romance 
Directed by Wes Anderson
Starring: Jared Gilman, Kara Hayward, Bill Muray, Edward Norton, Frances McDormand and Bruce Willis
 Masa kanak-kanak seseorang dimana terdapat sifat kepolosan, kenakalan, serta pencarian jati diri dan cinta menjadi tema sentral dalam Moonrise Kingdom, film ke-7 karya sineas unik Wes Anderson, yg merupakan kembalinya seorang Wes Anderson ke dalam live-action film setelah sebelumnya membuat film animasi berjudul The Fantastic Mr.Fox. Disini kita akan dibawa ke era 60-an di sebuah pulau kecil (New Penzance) dimana  tokoh utamanya adalah sepasang anak berusia 12 tahun yg saling mencintai bernama Sam Shakusky (Jared Gilman), seorang pramuka yg melarikan diri  dr kampnya bersama Suzy Bishop (Kara Hayward), anak gadis yg tidak betah tinggal bersama keluarganya di rumah, mereka berdua memutuskan untuk kabur bersama-sama ke sebuah lokasi di pulau tersebut yg mereka namakan “Moonrise Kingdom”, tentu saja pelarian Sam dan Suzy menjadi masalah bagi org2 terdekat mereka seperti ketua dr kamp pramuka Sam yakni Randy (Edward Norton), kedua orangtua Suzy, Walt dan Laura Bishop (Bill Murray & Frances McDormand) dan seorang polisi New Penzance bernama Kapten Sharp (Bruce Willis). Dalam Misi pencarian kedua anak tersebut berbagai macam upaya dilakukan seperti mengerahkan anak2 dr kamp pramuka untuk melakukan pencarian jejak,  Sam dam Suzy  juga harus melewati beberapa peristiwa dalam petualangan mereka untuk sampai pd tujuan akhir mereka sendiri yakni "Moonrise Kingdom". 


Film2 dr Wes Anderson memang memiliki style tersendiri yg unik dan jarang bisa kita lihat dalam film2 Hollywood kebanyakan, kredibilitas indie memang masih melekat pada sosok Wes dan hal ini tentu memberikan pengaruh kuat dalam setiap karya yg ia buat, tak terkecuali film terbarunya kali ini Moonrise Kingdom dimana Bill Murray kembali bermain (utk yg ke-6 kali) ditambah dgn Aktor/Aktris hebat lainnya seperti Ed Norton, Frances McDormand, dan Bruce Willis membuat sempurna barisan cast utk film ini sendiri, pujian juga pantas diberikan untuk 2 anak pemeran utama di film ini, Jared Gilman & Kara Hayward yg mampu menampilkan karakter unik dr sepasang anak yg jatuh cinta, dari segi visual film Moonrise Kingdom terasa kaya akan warna sehingga menampilkan gambar yg lebih terasa artistik apalagi ditambah dgn shot dan pergerakan kameranya yg khas, setting era 60-an diperlihatkan scr detail dan membuat kesan retro terlihat jelas, seperti filmnya yg lain scoring juga menjadi unsur penting dalam karya Wes Anderson dan kali ini instrument musik klasik karya Benjamin Britten menambah hidup nuansa filmnya sendiri, tidak lupa Wes juga menampilkan dialog2 lucu yg sudah menjadi ciri khasnya selama ini, secara keseluruhan Moonrise Kingdom adalah sebuah tontonan yg menarik dan berbeda dari film2 lainnya di tahun 2012 dan juga merupakan salah satu yg terbaik tahun ini, apalagi kisahnya sendiri yg seolah menggabungkan petualangan, keluarga, komedi, dan cinta ala Wes Anderson.


 

Monday, July 30, 2012

[Review] The Amazing Spider-Man (2012)


The Amazing Spider-Man (2012)
 Action | Adventure | Fantasy 
Directed by Marc Webb
Starring: Andrew Garfield, Emma Stone, and Rhys Ifans

Tidak ada yg menyangkal bahwa Spider-Man merupakan salah satu tokoh komik superhero yg paling banyak digemari, tentu kita masih ingat dengan kesuksesan film pertamanya di thn 2002 dengan sutradara Sam Raimi dan bintang utamanyaTobey Maguire, Marvel seolah ingin memperkuat dominasinya tahun ini setelah The Avengers yg sukses di box-office, kini giliran aksi si manusia laba-laba yg kembali diangkat ke layar lebar dengan proyek reboot The Amazing Spider-Man, kisahnya dimulai dari awal saat Peter Parker (Andrew Garfield) masih seorang remaja SMA yg penyendiri dan tidak populer, Peter yg sejak kecil ditinggal oleh orangtua kandungnya hidup bersama pamannya, Ben (Martin Sheen) dan bibinya May (Sally Field) yg sudah ia anggap seperti orangtuanya sendiri, Peter Parker mencintai seorang gadis cantik yg juga teman sekolahnya bernama Gwen Stacy (Emma Stone), seperti yg sudah diketahui Peter mendapat kekuatan super saat ia terkena gigitan laba-laba radioaktif, kematian pamannya membuat Peter menyadari ia memiliki tanggung jawab yg besar dengan kekuatannya itu, ditambah hadirnya sosok villain The Lizard/Dr.Curt Connors (Rhys Ifans) yg membuat masalah di kota membuat Spidey harus melawan kadal raksasa tersebut sekaligus melindungi keselamatan warga.


Setelah 5 tahun absen kisah superhero remaja ini pun direboot dengan harapan membawa visi baru ke dalam ceritanya, sutradara Marc Webb yg ditunjuk untuk menyutradarai film ini sebelumnya sudah dikenal dengan film romcom yg sukses mencuri perhatian 500 Days of Summer, bisa dibilang bahwa Webb memiliki beban tersendiri untuk membawa kesegaran baru di film ini mengingat aksi Spidey dalam film sebelumnya (Spider-Man 3) tidak mendapat respon positif di kalangan penggemar, pemilihan cast baru untuk sang superhero yg kali ini diperankan oleh Andrew Garfield dapat dibilang pas dengan imej remaja seorang Peter Parker, walaupun sebenarnya sosok Tobey Maguire sendiri masih melekat di ingatan , seperti film Marvel lainya cameo dari sang kreator yakni Stan Lee juga terlihat disini dalam satu adegan di perpustakaan. Dari segi cerita reboot ini sebenarnya tidak membawa sesuatu yg baru selain sosok cinta pertama dr Peter yg diganti agar sesuai versi komiknnya yakni Gwen Stacy bukan Mary Jane, chemistry antara Andrew dengan Emma Stone disini terlihat serasi mengingat di kehidupan nyata pun mereka adalah sepasang kekasih


Aksi seru sang manusia laba-laba saat bergelantungan di antara gedung atau sisi humor dr Spidey yg sering ia tampilkan saat sedang beraksi masih menjadi hiburan utama dr film ini, namun ini juga tidak lantas membuat filmnya terlihat istimewa karena memang The Amazing Spider-Man sendiri masih terasa kurang inovatif, apalagi villainnya sendiri The Lizard terlihat tidak memberikan ancaman serius disini layaknya Green Goblin atau Doc Ock. Seperti perkiraan saya film reboot Spider-Man ini masih terasa seperti pengulangan dr film pertamanya meski dengan kehadiran beberapa tokoh yg berbeda, jelas ini tidak akan menimbulkan kesan yg mendalam buat anda yg memang penggemar Spidey, sebagai sebuah film action superhero tentu diharapkan sekuel The Amazing Spider-Man bisa lebih menggigit dengan intensitas pertarungan yg lebih seru, lebih menghibur dan tidak terlalu terfokus untuk menyamai versi dr Sam Raimi yg sudah lebih dulu sukses. Patut dinantikan juga apakah Spidey nantinya akan ikut beraksi bersama rekan2 sesama pahlawan Marvel yakni The Avengers dalam film yg berikutnya.



[Review] Brave (2012)

Brave (2012)
 Animation | Action | Adventure 
Directed by Mark Andrews & Brenda Chapman
Starring: Kelly Macdonald, Billy Connolly and Emma Thompson

Nama Pixar Animation selalu identik dengan film2 animasi yg berkualitas tinggi, studio berlogo lampu meja ini dikenal hebat dalam memproduksi film dengan gambar animasi yg apik serta didukung cerita yg berbobot dan menghibur untuk semua kalangan, tak jarang kisah yg mereka buat bisa menggugah emosi bagi siapapun yg menontonya seperti Wall-E, Up & Toy Story 3. Di tahun 2012 ini Pixar melakukan terobosan baru untuk film ke 13-nya dengan menampilkan kisah fairytale dan tokoh utama seorang princess, Brave bercerita tentang kehidupan seorang gadis putri raja bernama Merida (Kelly MacDonald) yg tinggal di dataran tinggi Skotlandia, Merida tumbuh menjadi sosok gadis tomboi yg gemar memanah dan berburu di hutan, terlihat bahwa bakat Merida diwarisi dari ayahnya Raja Fergus (Billy Connoly) yg juga seorang petarung, tapi sikap Merida inilah yg membuat sang ibu, Ratu Elinor (Emma Thompson) tidak senang dan justru menginginkan anak gadisnya tampil feminim dan anggun, puncaknya adalah ketika Merida enggan mengikuti tradisi saat ia dicarikan jodoh anak kepala suku oleh sang ibu yg membuat Merida bertengkar dengan ibunya, saat Merida kabur dr rumah menuju hutan ia tersesat dan bertemu seorang penyihir, ia lantas meminta sebuah mantra sihir agar sang ibu merubah pikirannya, namun yg terjadi malah sebuah keanehan yg justru bisa merubah nasib Merida dan keluarganya sendiri.

 
 Brave dapat dibilang sebuah upaya Pixar untuk membalas kekecewaan para penggemar dimana tahun lalu film Cars 2 yg sukses di box office justru banyak mendapat kritikan negatif, Brave merupakan sebuah film animasi yg menghibur dengan kelucuan2 yg ditampilkan, unsur fairytale dengan nuansa Skotlandia sangat kental terasa, 2 sutradara yg menangani film ini, Mark Andrews & Brenda Chapman, berhasil menunjukan sebuak kisah petualangan seorang gadis yg mengalir dengan lembut disertai momen2 yg menarik dalam perjalanannya, karakter Merida seolah mewakili sisi remaja yg berani dan ingin lepas dari tradisi yg tidak sesuai dengan kemauannya, selain itu relasi antara anak dengan ibu di film ini juga terasa dekat dengan kehidupan nyata dimana konflik menjadi penghambat hubungan antara Merida dengan ibunya sendiri, inilah yg menjadi kelebihan Pixar dalam membuat cerita yg memiliki pesan moral dan dapat mudah dimengerti oleh semua usia. Seperti biasa Pixar juga selalu menampilkan animasi dengan detail, hampir semua gambar yg ditampilkan seakan mampu memberi kesan yg sama seperti benda aslinya, para animator yg kreatif dan hebat tentu menjadi salah satu kunci kesuksesan dari studio yg dipimpin oleh John Lasseter ini. Overall meski harus diakui ini bukanlah rilisan Pixar yg terbaik, Brave masih memenuhi persyaratan sebagai film animasi yg menghibur dan tentunya menarik untuk ditonton bersama keluarga.





 

[Review] Prometheus (2012)

Prometheus (2012)
Adventure | Sci-Fi 
Directed by Ridley Scott
Starring:  Noomi Rapace, Logan Marshall-Green, Charlize Theron and Michael Fassbender

Film tentang pencarian jawaban yg bisa menimbulkan berjuta pertanyaan baru, mungkin itulah yg diharapkan Ridley Scott saat ia memulai proyek sci-fi terbarunya Prometheus, setelah absen cukup lama dalam genre yg membesarkan namanya ini, Prometheus (2012) sudah banyak dibicarakan sebagai prekuel dari Alien (1979) walaupun tak diakui scr terang-terangan oleh sang sutradara, namun yg jelas Prometheus memang terasa memiliki DNA film sci-fi/horor yg legendaris tersebut, bersettingkan di masa depan thn 2089, disini karakter utamanya seorang arkeolog bernama Elizaberth Shaw (Noomi Rapace) yg bersama sang kekasih Charlie Holloway (Logan Marshall) menemukan bukti baru bahwa sosok makhluk luar angkasa yg ia sebut Engineers memiliki hubungan dgn asal mula kehidupan manusia, sejumlah peninggalan manusia purba merujuk pd satu petunjuk yg berupa simbol bintang, ekspedisi luar angkasa pun dilakukan dengan dipimpin oleh Meredith Vickers (Charlize Theron) dan menggunakan sebuah pesawat antariksa canggih Prometheus, menuju sebuah planet bernama Lv-223, sejumlah awak kapal yg ikut bertugas seperti kepala pelayan David (Michael Fassbender) yg merupakan android dengan kecerdasan tinggi turut membantu tim ekspedisi untuk melakukan pencarian, awalnya misi tersebut berjalan lancar sampai akhirnya tim ekspedisi menemukan fakta terbaru yg justru bisa mengancam keselamatan umat manusia itu sendiri.


Takjub bercampur dengan rasa kecewa adalah gambaran yg pas setelah saya menyaksikan karya teranyar Ridley Scott, seorang legendary director yg mampu meramu kisah dramatis disertai adegan spektakuler namun tetap dengan gaya artistiknya yg khas, Prometheus adalah film sci-fi ambisius dengan visualisasi memukau plus tema yg berat yakni pencarian dari awal kehidupan manusia, namun sayangnya tidak didukung naskah yg kuat sehingga jalan ceritanya sendiri memiliki banyak kejanggalan, Damon Lindelof yg menulis ulang naskahnya terlihat ingin menggali mitos yunani kuno (Prometheus adalah seorang titan yg mencuri api dr para dewa untuk diberikan pd manusia) dan kisah film ini sendiri dijadikan alat untuk menghadirkan sebuah pertanyaan abadi yg selalu membuat manusia penasaran tentang siapakah sang Pencipta dr kehidupan manusia.


Hal ini tentu bisa disebut sebuah langkah beresiko mengingat penonton pada umumnya lebih mengharapkan cerita yg menegangkan atau menghibur layaknya Alien (1979), atau Aliens (1986), Meski begitu film dengan perkiraan budget sekitar 130 juta dollar ini masih memiliki 2 sisi tersebut dan bahkan memliki karakter heroine yg kuat layaknya Ripley di dalam diri Elizabeth Shaw, atau sosok android yg mempesona seperti David yg diperankan dengan sangat istimewa oleh aktor hebat Michael Fassbender, bisa dibilang karater David memiliki peranan penting dalam kisah film ini sendiri. Secara garis besar Prometheus adalah film yg dapat membuat anda terkagum, bingung, ataupun jengkel dengan plotnya itu sendiri, dan yg pasti Prometheus dapat dibilang meneruskan tradisi sebuah film science fiction dimana kisahnya tentu tidak selalu bisa memberikan jawaban yg memuaskan semua orang.


Friday, July 13, 2012

[Review] Dark Shadows (2012)

Dark Shadows (2012)
 Comedy | Fantasy 
Directed by Tim Burton
Starring: Johnny Depp, Michelle Pfeiffer Helena Bonham Carter and Eva Green

Sulit untuk memisahkan nama Tim Burton dgn sang aktor langganannya Johnny Depp, mereka kembali bekerja sama dlm film yg kali ini diadaptasi dr sebuah serial tv cult di era 60-an berjudul Dark Shadows, film yg menandakan kolaborasi Burton-Depp utk ke-8 kali ini menceritakan tentang seorang vampir yg dikutuk bernama Barnabas Collins (Johhny Depp), di abad ke 18 ia adalah seorang pengusaha kaya yg sukses di bidang perikanan & mempunyai sebuah rumah kastil megah, disana ia memiliki banyak pelayan dan Barnabas sempat mencintai salah satu pelayannya yg bernama Angelique Bochard (Eva Green) sebelum akhirnya ia menemukan sosok cinta sejatinya kepada pelayan lainnya Josette (Bella Heathcote), karena kesal pujaan hatinya justru mencintai wanita lain Angelique yg seorang keturunan penyihir mengutuk Barnabas menjadi Vampir, tak hanya itu dengan ilmu hitamnya ia juga membuat Josette bunuh diri dan mengubur Barnabas hidup-hidup, semua itu dilakukan tak lain agar Barnabas merasakan sakit sepanjang hidupnya. Cerita pun melompat ke tahun 1972 di saat keturunan keluarga Collins yg kini dipimpin oleh Elizabeth (Michele Pfeiffer) berusaha meneruskan usaha perikanan yg kurang berkembang akibat kalah bersaing dgn perusahaan milik Angelique yg ternyata masih hidup, di saat yg bersamaan Barnabas berhasil keluar dr penderitaanya setelah makamnya dibongkar dan ia pun kembali ke kastil tuanya, menjalani kehidupannya yg baru (sbg vampire di era 70-an) dgn keturunan keluarga Collins yg masing2 memiliki keunikan seperti gadis remaja anak Elizabeth yg penyendiri bernama Carolyn (Chloe Moretz), adik dr Elizabeth, Roger (Johnny Lee Miller) dan anaknya David (Gulliver McGrath) serta psikiater keluarga Collins Dr.Hoffman (Helena Bonham Carter), selain itu kedatangan seorang gadis bernama Victoria ( Bella Heathcote) yg melamar pekerjaan di kastil Collins membuat Barnabas merasa jatuh cinta krn Victoria memiliki wajah mirip dgn kekasihnya Josette, hal ini membuat Angelique yg mengetahui kembalinya Barnabas menjadi semakin marah dan dgn rencana jahatnya ia ingin menghancurkan kehidupan keluarga Collins.


Bagi yg memang menggemari film-film dr sang sutradara ekstentrik Tim Burton tentunya tdk asing lagi dgn unsur gothic fantasy yg tersaji di hampir setiap karyanya, disini selain bekerjasama dgn org2 terdekatnya (Depp, Helena Bonham Carter, hingga komposer Danny Elfman ) Tim juga kembali mengajak aktris Michele Pfeiffer utk bekerjasama setelah terakhir memerankan Catwoman di Batman Retuns. Film Dark Shadows sendiri memang terlihat cocok dgn gaya Tim apalagi dgn karakter utamanya yg menghadirkan sosok vampire klasik ala Dracula yg diperankan oleh Johnny Depp, kekompakan antara Burton-Depp memang terlihat mempesona seperti yg terlihat di karya2 awal mereka (Edward Scissorshands & Ed Wood) namun belakangan ini film yg mempertemukan mereka berdua menjadi terlihat ringan dan biasa saja bahkan bisa dikatakan buruk seperti Alice in Wonderland, Johnny Depp sendiri terlihat masih bermain di comfort zone-nya dgn karakter2 ganjil ala Tim Burton dan di film Dark Shadows ini juga masih terlihat tidak ada perubahan yg berarti, dari segi cerita Dark Shadows memang unik dimana kisah cinta “bertolak sebelah tangan” dikemas menjadi sebuah horror comedy yg dpt dbilang pas dgn selera pribadi dr seorang Tim Burton sendiri, ia dan sang penulis naskah Seth Grahame Smith (pengarang Abraham Lincolns: Vampire Hunter) menghadirkan cerita tragedi cinta yg menarik antara penyihir-vampir-dan manusia biasa dgn tak lupa menyisipkan banyak adegan humor disertai nuansa khas film horror di dalamnya.


Beberapa aspek dlm Dark Shadows memang terlihat bagus seperti segi visualnya yg terlihat enak utk dilihat sampai desain produksi yg sangat cocok dgn gaya 70-an, namun sayangnya dari segi penceritaan sendiri film ini terlihat tidak konsisten di sepanjang perjalanannya, seharusnya kisah cinta antara Barnabas yg dikutuk menjadi vampire dgn sang pujaan hatinya bisa terlihat menarik namun Tim memilih utk berfokus pd segi humornya sendiri, selain itu juga pengembangan karakter dr keluarga Collins tidak dibuat lebih mendalam bahkan ada karakter yg hilang di tengah cerita hingga menyebabkan film ini terlihat kurang menarik, memang ada karakter  bagus disini seperti Angelique yg berhasil diperankan dgn baik oleh Eva Green, sifat jahatnya terlihat dominan terutama saat ia memaksa Barnabas utk mencintainya dan menyiksa Barnabas dgn ilmu sihirnya, beberapa kekonyolan yg diperlihatkan Johnny Depp sbg sosok Imortal penghisap darah juga mampu mengundang tawa seperti reaksi yg ia perlihatkan trhdp perkembangan zaman dimana ia takjub melihat jalanan beraspal & mengangap lampu mobil sebagai mata setan yg akan membawanya ke neraka. Dark Shadows memang belum bisa memperlihatkan kehebatan kerjasama antara Burton-Depp layaknya di karya2 awal mereka (ada yg menyebutkan bahwa kolaborasi antara mereka berdua mulai terlihat membosankan), namun buat anda yg memang suka film bergaya eksentrik khas seorang Tim Burton tentunya tidak keberatan dgn keanehan-keanehan yg terjadi di sepanjang film ini dan bahkan tetap bisa terhibur dgn penampilan Johnny Depp sendiri sbg makhluk penghisap darah yg tersiksa. 






 

Saturday, June 30, 2012

[Review] The Hunger Games (2012)

The Hunger Games (2012)
     Action | Adventure | Sci-Fi
     Directed by Gary Ross
                          Starring: Jennifer Lawrence, Josh Hutcherson and Liam Hemsworth

Genre Fantasy bagi kalangan remaja-dewasa memiliki varian yg amat banyak di media seperti novel dan tentu saja hal ini membuat banyak studio film Hollywood  mencoba utk mengadaptasi kisahnya ke layar lebar, setelah era Twilight Saga yg laris dan digemari baik itu buku dan filmnya, kini giliran The Hunger Games yg merupakan bagian dr trilogi novel bestseller yg diangkat ke layar lebar mengikuti jejak kesuksesan dr “kisah vampir kasmaran” tersebut. Film ini menampilkan kisah bersetting dystopia di Negara Panem (AS versi post-apocalpyptic) dan kini pemerintahannya berkuasa scr otoriter, memiliki ibukota bernama Capitol serta 12 distrik, The Hunger Games sendiri merupakan acara  tahunan dimana sepasang pria dan wanita berusia 12-18 thn (disebut sbg tribute) dipilih scr acak  utk mewakili distriknya mengikuti pertarungan hidup mati di alam bebas yg disiarkan scr live dgn hanya ada 1 org pemenang, Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) sang tokoh utama mengajukan diri mengikuti permainan ini utk menggantikan adiknya Prim yg terpilih sbg wakil dr distrik 12, Katniss sendiri memiliki keahlian memanah yg amat baik berkat hobi berburunya di hutan dan kini ia harus menggunakan keahliannya tersebut utk bertahan hidup dlm hunger games, dari distrik 12 terpiih juga Peeta Melark (Josh Hutcherson) seorang pemuda yg diam-diam mencintai Katniss, setelah memasuki arena permainan mematikan tersebut Katniss dan Peeta yg sempat terpisah harus berjuang utk bertahan hidup, berusaha melalui rintangan serta setiap lawan yg mencoba membunuh mereka.


 Kisah The Hunger Games yg diadaptasi dr novel karangan Suzanne Collins ini memang akan mengingatkan kita dgn sebuah film asal Jepang berjudul Battle Royale dimana sekelompok remaja dikumpulkan utk saling membunuh satu sama lain dgn persediaan senjata yg ada, yg sedikit membedakan adalah The Hunger Games lebih ingin menunjukan sebuah reality show di masa depan dimana kekerasan menjadi ajang taruhan sekaligus pertunjukan hiburan utk kalangan tertentu, selain itu nuansa futuristik juga tergambarkan dgn jelas dlm film yg disutradarai oleh Gary Ross ini, sang sutradara jg menginginkan filmnya dpt laris ditonton oleh semua kalangan sehingga adegan kekerasan dan pertumpahan darah dibuat seminim mungkin, itu juga sebabnya film ini mendapat rating PG-13, sang aktris utama Jennifer Lawrence bermain apik disini sbg Katniss, baik itu dr segi fisik saat ia bertahan hidup dr serangan di hutan maupun dr segi emosional yg ia tampilkan dgn apa adanya sbg seorang remaja 16 thn yg terlihat lebih dewasa, wajar saja ia tampil bagus karena ia sendiri adalah aktris muda yg pernah masuk nominasi Oscar lewat film Winters bone.


Beberapa kekurangan yg terdpat dlm film berdurasi 2 jam lebih ini adalah tokoh2 lain seperti para pesaing Katniss dlm arena hunger games yg seolah terlihat tdk ada karakterisasinya, konflik yg ada dlm persaingan kompetisinya juga terasa kurang mantap tergambarkan dlm filmnya, begitu juga dgn sisi romantisme yg berusaha ditampilkan antara Katniss dan Peeta yg menurut saya terasa canggung, alur yg lambat di awal2 cerita juga beresiko menimbulkan kebosanan bagi penonton tapi secara keseluruhan The Hunger Games cukup sukses menyampaikan pesan dimana tragedi dan kekerasan memang sudah menjadi hiburan dewasa ini, untuk kategori sebuah film remaja yg diadaptasi dr novel laris The Hunger Games termasuk film yg menghibur dan kisahnya sendiri juga menarik diikuti bahkan utk yg belum membaca bukunya sekalipun, selain itu film ini nampaknya  jelas akan menggantikan seri Twilight Saga sebagai franchise baru bagi kalangan remaja, bedanya The Hunger Games tdk bakal didominasi oleh kaum wanita saja berkat padatnya isu politik, humanisme, dan action di dalamnya.